@kutubboekoe |
MENYEMPLUNGKAN diri dalam alur buku yang sedang dibaca adalah hal paling menyenangkan. Itulah yang terjadi setiap kali aku membaca buku-buku dengan genre yang kusukai. Kadang tersenyum, cekikikan, takut, benci, dan bosan menghinggapi ketika melahap buku halaman demi halamannya. Beberapa buku tak hanya asyik saat sedang dibaca saja. Tapi berkesan dan terus terngiang-ngiang hingga beberapa hari, minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun kemudian.
Buku tak hanya memberiku kesenangan sesaat, tapi juga memotivasi. Bahkan ada buku-buku yang menginspirasi dan membuatku menggerakkan jari jemari untuk menulis. Itulah hebatnya buku. Memaksa tanpa memerintah!
Hm... di antara judul-judul buku yang sudah kubaca ada tujuh buku yang begitu mengesankan. Ini sebenarnya pilihan yang sulit mengingat semua buku adalah penting dan mempunyai kesan berbeda. Tapi, bukankah dalam hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan? Aku mencoba untuk menghadapi situasi itu. Inilah dia tujuh buku favorit itu:
1. Diorama Sepasang Albana
Dari beberapa novel yang kubaca zaman kulihan dulu, novel ini paling membekas di ingatanku. Romantis dan karakter tokohnya sangat hidup. Menariknya meski novel ini sangat kental aroma arsitekturnya tapi aku (akuntansi) sama sekali tidak kesulitan memahami alurnya. Pokoknya aku benar-benar masuk dalam setiap potongan cerita dari buku yang ditulis Ari Nur ini. Gawatnya lagi waktu baca novel ini aku memposisikan diri sebagai Rani lho hehehe. Hatiku berdebar-debar terus hahaha. Sejak baca novel itu aku bertekad dalam hati, kelak harus punya karya sebagus ini dan melekat di ingatan pembaca :-D.
2. Lima Bahasa Kasih
Ini bukan judul novel. Melainkan buku motivasi yang ditulis oleh DR. Chapmann. Aku suka buku ini karena semua penjelasannya bisa diaplikasikan. Memang tidak serenyah kita membaca buku-buku popular lainnya, tapi kupikir membaca buku ini penting sekali.
3. Habibie dan Ainun
Ugh, siapa yang tidak mengenal tokoh intelektual Indonesia yang satu ini. Bukunya termasuk yang paling kunanti-nanti kehadirannya sejak kupesan dari seorang teman yang jualan buku. Nggak sia-sia beli buku yang ditulis oleh Prof. Habibie ini. Yang kudapat dari buku ini bukan hanya soal kesetiaan dan cinta saja, tapi juga semangat dan kerja keras dari beliau.
4. Finding Rumi
Ini buku catatan perjalanan yang ditulis oleh seorang peneliti perempuan Indonesia; Najmar. Menariknya buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang santai. Padahal Najmar punya latar belakang sebagai akademisi. Pokoknya enggak text book deh. Baca buku ini membuatku berpikir, mmm... idealnya sebuah perjalanan adalah seperti yang dituliskan Najmar. Ada sesuatu yang 'dicari'. Buku ini menuliskan pengalaman spiritual Najmar untuk mencari jejak Jalaluddin Rumi di Konya, Turki.
5. The Wind Flower
Hmm... ini buku hadiah dari seorang kenalan. Covernya yang berbunga-bunga biru saja sudah membuatku jatuh cinta. Genrenya romantis, sebuah novel terjemahan tentang kerajaan Inggris dulu. Bikin aku kebat-kebit waktu bacanya. Novel ini sering kubuka-buka kalau aku mau bikin cerpen.
6. Sunset In Weh Island
Sejak pertamakali baca sinopsis novel ini di internet, aku sudah penasaran. Selain karena isi tentu saja karena pengarangnya orang Aceh. Dari judul sudah tergambar cita rasa romantisnya :-D. Belakangan aku benar-benar memiliki novel bersetting Pulau Weh ini. Ini satu-satunya novel yang setelah membacanya membuatku langsung buka notebook dan menulis. Hasilnya sebuah sinopsis dan calon outline. Kabar buruknya sinopsis yang kusimpan di flashdisk itu telah musnah karena flashdisknya harus diformat ulang. Saat ini aku sudah menyiapkan sebuah sinopsis lain. Novel ini sering kubuka-buka untuk menggali imajinasiku. Prinsip sederhanaku adalah; buku yang sukses adalah yang menginspirasi orang lain untuk menulis, tak cuma memotivasi.
7. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Ini novel klasik yang baru kubaca belum lama ini. Awalnya cuma pinjam, tapi setelah menamatkannya aku jadi ingin punya koleksinya. Novel ini bercerita tentang kasih tak sampai dua sejoli di Sumatera Barat. Apapun anglenya yang namanya konflik cinta selalu menarik untuk dibahas. Tidak pernah basi, soalnya cinta itu seperti bahasa senyuman dan tangisan. Ada sampai manusia tidak ada.
Itu dia tujuh buku menginspirasi yang pernah kubaca. Semoga menginspirasi teman-teman lainnya untuk membaca dan menambah koleksinya.[]
Huaaa....satupun belum ada yang kubaca huhu
BalasHapushaaaaaaaaa segera baca mbak Esti :-D
BalasHapusDari semua, aku cuka udah baca Sunset in The Weh. Itu juga berkat menang kuis, hahahh..
BalasHapusHahahaha..... kayaknya kalau dirimu baca buku ngga pernah beli deh wkwkwkwk
Hapuslagi-lagi Diorama Sepasang Albanna, #penasaran.
BalasHapuspantesan Ihan suka nulis yg romantis, lha bacaanya novel romantis semuaa..
hahahahahah.... ketularan ya Ferhat?
Hapusuhuyyy ada Sunset in Weh Island hahahhah. alhamdulillah padahal udah khawtir masuk list memuakkan hahahha
BalasHapushehehehe kepengen punya yang moka moka itu kak :-)
Hapusdaleeeeeeeem
BalasHapusbangetttttttt
HapusBelum pernah baca semuanya. Hihi.
BalasHapusNanti lah nyari. heu..
heu heu heu ....segera yaa :-D
HapusWah..
BalasHapusThe Win Flower, Takluk di bawah pesonamu. tentang si merry.
permainan kata Sharon & Tom Curtis membuat buku ini jadi tebal. sampe pening-pening sendiri kalau bacanya gak fokus
hahahahh betul Nazri, tapi seru sih
BalasHapuslagak kak,, remang remang meunan,, :D
BalasHapusketahuan yang suka mojok hahahah
HapusSudah baca nomor 1 sama nomor 6 :)
BalasHapusyang nomor 7 itu dahsyat mbak :-)
Hapuswah mantap....yang paling aku suka Ainun dan Habibie, pas baca ngak pengen lepas kalau belum habis :D
BalasHapus